GERAKAN SEKOLAH TANPA BATAS SEBAGAI WADAH PEMBELAJARAN BAGI LANSIA


GERAKAN SEKOLAH TANPA BATAS SEBAGAI WADAH PEMBELAJARAN BAGI LANSIA

Yulia Triana Ratnasari

Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang

Abstrak:
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ada banyak hal yang masih perlu mendapat sorotan yaitu salah satunya mengenai konsep pendidikan usia lanjut. Pendidikan usia lanjut tidak kalah penting dengan pendidikan siswa di sekolah karena masih banyak kaum lanjut usia yang memerlukan pendidikan, baik pendidikan informal maupun nonformal misalnya dalam bentuk ketrampilan, kursus- kursus, penataran dan sebagainya. Masalahnya yang sering muncul adalah bagaimana kiat dan strategi membelajarkan kaum lanjut usia yang nota bene tidak menduduki bangku sekolah. Pendidikan usia lanjut merupakan sebuah rangkaian proses pembelajaran, latihan, dan bimbingan bagi warga belajar usia lanjut yang meliputi: (a) pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki warga belajar (usia lanjut); (b) penguasaan varian-varian pengalaman belajar yang telah dimiliki; (c) landasan belajar bagi usia lanjut; dan (d) gaya belajar dan usia lanjut. Rancangan gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia meliputi: 1) tujuan gerakan sekolah tanpa batas; 2) sasaran gerakan sekolah tanpa batas; 3) sumber belajar; dan 4) jadwal kegiatan pembelajaran sekolah tanpa batas. Implementasi gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia akan dijabarkan tentang 1) metode dan teknik pembelajaran dan 2) implementasi terhadap pembelajaran lansia.
Kata Kunci:
Pendidikan usia lanjut, pembelajaran lansia

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa lanjut usia merupakan suatu proses alami dimana seseorang sudah melewati tiga tahap sebelumnya, yaitu masa kanak-kanak, remaja, maupun dewasa. Memasuki lansia, seseorang secara ilmiah mengalami penurunan secara fisiologis, seperti kulit mengendur, pergerakan lambat, ataupun postur tubuh yang tidak lagi proposional sehingga hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Usia lanjut merupakan periode akhir kehidupan yang identik dengan perubahan yang bersifat menurun dan merupakan masa kritis untuk mengevaluasi kesuksesan dan kegagalan seseorang menghadapi masa kini dan masa depan.
Pendidikan usia lanjut merupakan sebuah rangkaian proses pembelajaran, latihan, dan bimbingan bagi warga belajar usia lanjut yang meliputi: 1. Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki oleh warga belajar (usia lanjut), 2. Penguasaan varian-varian pengalaman belajar yang telah dimiliki, 3. Landasan belajar yang harus dimiliki oleh warga belajar (usia lanjut), 4. Gaya belajar dan usia lanjut, 5. Materi yang cocok dipelajari oleh usia lanjut, 6. Metode dan strategi pembelajaran bagi usia lanjut, dan 7. Evaluasi pembelajaran bagi usia lanjut. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa dalam pendidikan terdapat tiga dimensi pokok, yaitu: pembelajaran, latihan, dan bimbingan. Selain itu, dalam pendidikan usia lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Karakteristik, 2. Pendekatan, 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran, dan 4. Konsep pembelajaran bagi usia lanjut.

Rumusan Masalah
1.       Apa latar belakang pentingnya gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia?
2.       Bagaimana rancangan gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia?
3.       Bagaimana gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia diimplementasikan?
Tujuan
1.       Untuk mengetahui latar belakang pentingnya gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia.
2.       Untuk mengetahui rancangan gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia.
3.       Untuk mengetahui gerakan sekolah tanpa batas sebagai wadah pembelajaran bagi lansia diimplementasikan.

PEMBAHASAN
Latar Belakang Pentingnya Gerakan Sekolah Tanpa Batas Sebagai Wadah Pembelajaran Bagi Lansia
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mencerdasakan manusia sehingga keberhasilan suatu bangsa di era modern seperti ini selalu di imbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di bidangnya. seperti dijelaskan dalam Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan usaha belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ada banyak hal yang masih perlu mendapat sorotan yaitu salah satunya mengenai konsep pendidikan usia lanjut. Pendidikan usia lanjut tidak kalah penting dengan pendidikan siswa di sekolah karena masih banyak kaum lanjut usia yang memerlukan pendidikan, baik pendidikan informal maupun nonformal misalnya dalam bentuk ketrampilan, kursus- kursus, penataran dan sebagainya. Masalahnya yang sering muncul adalah bagaimana kiat dan strategi membelajarkan kaum lanjut usia yang nota bene tidak menduduki bangku sekolah. Secara pskologis kaum lansia sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk dibangku sekolah. Kaum lansia tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kematangan psikologi kaum lansia sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Sehingga bila kaum lansia menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang.
UNESCO dengan Komisi Edgar Faure telah berhasil meletakkan asas pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup/life long education (Soelaiman Joesoef,2004:39). Asas pendidikan seumur hidup menjelaskan bahwa setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar tanpa adanya batasan usia. Individu usia dini hingga lanjut usia berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar. Asas pendidikan sepanjang hayat memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa pendidikan tidak dibatasi hingga usai tertentu. Asas pendidikan sepanjang hayat memberikan dampak dengan berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan yang diarahkan bagi pendidikan anak, remaja, orang dewasa dan orang tua baik bagi mereka yang sudah bekerja maupun belum bekerja.
Pendidikan bagi orang dewasa dan usia lanjut jelas berbeda dengan pendidikan bagi anak-anak. Hal tersebut terlihat dari materi pendidikan yang berbeda, kurikulum yang digunakan, karakteristik dari warga belajarnya (orang dewasa dan usia lanjut), dan tujuan dari pemberian pendidikan baik bagi orang dewasa dan usia lanjut. Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa dan usia lanjut untuk belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar dengan baik dan sebagainya. Pendidikan usia lanjut merupakan sebuah rangkaian proses pembelajaran, latihan, dan bimbingan bagi warga belajar usia lanjut yang meliputi:
a.       Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki warga belajar (usia lanjut) 
Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki oleh usia lanjut sangat berpengaruh dalam proses belajar pada masa usia lanjut. Kelemahan yang dihadapi pada usia lanjut yaitu sulitnya menghubungkan pelajaran yang telah diterima pada masa lalu dengan pelajaran yang baru diterimanya. Hal tersebut disebabkan menurunnya daya nalar (daya ingat) warga belajar usia lanjut yang semakin menurun. Sehingga waktu belajar bagi usia lanjut memerlukan waktu yang lama dalam menghafal. 
b.      Penguasaan varian-varian pengalaman belajar yang telah dimiliki
Warga belajar usia lanjut dalam hal mengingat dan menguasai kembali pengalaman belajarnya memerlukan waktu yang lama dan perlu adanya perhatian dari pendidik agar proses mengingat pengalaman belajar menjadi mudah.

c.      
Landasan belajar bagi usia lanjut
Landasan belajar bagi usia lanjut menggunakan konsep pendidikan sepanjang hayat (life long education). Dimana pendidikan sepanjang hayat adalah suatu pendidikan yang tidak terbatas usia dan berakhirnya pendidikan tersebut mencakup keseluruhan waktu hidup seseorang atau sekelompok orang (warga belajar). Pendidikan sepanjang hayat ini dapat dijabarkan ke dalam program-program pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan motivasi dalam diri warga belajar untuk membiasakan belajar secara continue (terus menerus) sepanjang hayatnya.

Berkenaan dengan landasan belajar bagi usia lanjut, maka konsep pendidikan sepanjang hayat (life long edication) dapaat dijadikan sebagai landasan. Seperti yang dikemukakan oleh D.Sudjana berikut ini: “Pendidikan sepanjang hayat dapat dijabarkan kedalam program-program pendidikan luar sekolah. Dalam praktiknya program-program dalam jalur pendididkan luar sekolah dipandang oleh sebagian pakar pendidikan lebih mampu mengembangkan kehadirannya untuk mengkondisikan tubuhnya kesadaran, minat dan semangat masyarakat untuk melaksanaan kegiatan belajar yang berkesinambungan.

Jika dilihat dari karakteristik pendidikan sepanjang hayat yang dikemukakan oleh Dave dalam bukunya Life Long Education and School Curriculum, maka diperoleh gambaran bahwa: pendidikan usia lanjut merupakan pendidikan yang diberikan bagi warga belajar usia lanjut. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak terbatas pada usia dan berakhir pada saat berakhirnya pendidikan sekolah, akan tetapi merupakan proses sepanjang hayat yang mencakup keseluruhan waktu hidup seseorang atau sekelompok orang (warga belajar usia lanjut).

d.     
Gaya belajar dan usia lanjut
Gaya belajar didefinisikan sebagai karakteristik cara seseorang dalam memproses informasi, merasa, dan menyikapi terhadap dan atau dalam situasi belajar. Dengan kata lain, preferensi-preferensi watak dan kecenderungan mempengaruhi belajar seseorang. Usia lanjut memiliki perbedaan dalam hal berpikir dan menyelesaikan masalah mereka.
Rancangan Gerakan Sekolah Tanpa Batas Sebagai Wadah Pembelajaran Bagi Lansia
1.      Tujuan gerakan sekolah tanpa batas
Tujuan dibentuknya gerakan sekolah tanpa batas yang diperuntukan bagia lansia adalah sebagai bentuk dari pemberdayaan warga lanjut usia potensial yang diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Selain itu, pembentukan sekolah ini juga bertujuan memberikan kesempatan kepada lanjut usia yang masih produktif untuk berkarya dan mandiri, tidak menjadi beban keluarga atau lingkungan serta bisa menikmati masa tua dengan bahagia.
Program gerakan sekolah tanpa batas ini juga bertujuan untuk mendampingi dan memberikan pelayanan kepada orang dewasa maupun lanjut usia untuk memperoleh hak pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diajarkan meliputi pendalaman keagamaan, kesehatan, materi mengenai tekhnologi yang dapat dimengerti orang dewasa maupun lansia serta pemahaman dasar dasar pembelajaran bagi mereka yang buta aksara, serta materi materi pembelajaran umum yang sekiranya mereka butuhkan yang berguna bagi kehidupan mereka. Kegiatan pada gerakan sekolah tana batas ini juga bertujuan agar para lansia maupun orang dewasa dapat bahagia pada masa tua mereka serta dapat membuat mereka menjadi mandiri, bisa berkarya, dan tidak menjadi beban bagi keluarga dan lingkungan.
2.      Sasaran gerakan sekolah tanpa batas
Sasaran dari program pendidikan di gerakan sekolah tanpa batas ini adalah seluruh masyarakat kabupaten Malang yang memiliki rentan usia 40 hingga 60 tahun keatas maupun yang masih produktif atau lansia yang masih berdaya serta masih mempunyai keinginan untuk belajar. Mereka yang masih berada pada usia pertengahan seperti 40-55 tahun tetapi mungkin karena keterbatasan ekonomi mapun mempunyai masalah sehingga mereka tidak pernah merasakan bangku sekolah yang membuat mereka menjadi buta aksara maupun mereka yang ingin memperdalam ilmu pembelajaran dapat mengikuti kegiatan padda sekolah tanpa batas ini.
3.      Sumber belajar
Sumber belajar adalah bahan –bahan yang dibutuhkan dan digunakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Di sekolah sekolah tanpa batas, sumber belajar yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
a.       Modul
Modul yang diberikan kepada para anggota berisi materi – materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Modul dibuat oleh pembimbing sebagai bahan ajar untuk anggota dan dibagi menjadi tiga, yaitu modul mata pelajaran agama, modul mata pelajaran kesehatan dan modul mata pelajaran tekhnologi pendidikan, serta tambahan untuk mereka yang mempunyai kekurangan buta aksara. Modul yang diberikan kepada anggota disusun oleh pembimbing dengan bahasa yang mudah dipahami dan kontekstual dengan kehidupan sehari –harianggota, hal ini bertujuan agar anggota mudah memahami materi yang dibahas. Modul diberikan setiap pertemuan untuk bahan diskusi pertemuan selanjutnya, satu pertemuan diberikan satu modul dengan satu tema bahan ajar untuk anggota, hal ini agar anggota tidak bingung dengan materi –materi yang dipelajari.
Modul yang dapat disediakan oleh pihak sekolah yang diberikan kepada anggota adalah printout power point dan file modul yang diberikan melalui flashdisk maupun kaset yang dibuat oleh pembimbing kemudian diberikan kepada anggota saat pelajaran untuk menjadi bahan belajar pertemuan berikutnya. Bentuk modul yang hanya beberapa lembar kertas mungkin akan hilang, tercecer atau lupa dibawa, maupun tidak merawat modul yang sudah terkumpul. Pembagian modul yang disertai dengan file ini bertujuan agar saat print out modul tersebut hilang mereka dapat mem print out maupun membuka ulang materi yang ingin mereka pelajari lagi.
b.      Alat Praktek
Alat praktek yang dapat digunakan guna menunjang pelaksanaan sekolah tanpa batas ini dapat berupa komputer atau laptop yang digunakan dalam mata pembelajaran tekhnologi pendidikan. Selain itu alat praktek lain seperti beberapa manikin maupun beberapa barang penunjang materi kesehatan juga perlu diberikan agar mereka dapat memahami dengan baik materi yang disampaikan serta dapat secara langsung mempraktekkan materi yang mereka dapatkan. Selain itu penyampaian materi bisa dilakukan menggunakan LCD dan papan tulis.
4.      Jadwal Kegiatan Pembelajaran Sekolah Tanpa Batas
Jadwal kegiatan belajar adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Jadwal kegiatan belajar membantu dalam memberikan alokasi waktu selam proses pembelajaran. Jadwal kegiatan belajar perlu dievaluasi apakah sudah sesuai dengan kebutuan anggota di sekolah tanpa batas. Adapun jadwal pembelajaran yang dapat diberlakukan adalah sebagai berikut :
Hari/Jam
Selasa
Kamis
09.00 – 10.15
Kesehatan
Agama
10.15 ­– 11.30
IT
Kesehatan
11.30  – 12.15
Sholat Berjamaah
Sholat Berjamaah
Dan bagi mereka yang memiliki buta aksara dapat mengikuti pelajaran tambahan pada hari Sabtu setiap pukul 09.00 – 10.15. Dalam seminggu pertemuan hanya dilakukan selama dua kali yakni pada setiap hari selasa serta kamis. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki lanjut usia. Selain jadwal pembelajaran, sekolah tanpa batas juga mengadakan kegiatan rekreasi bersama untuk para anggota yang telah disepakati bersama.
Implementasi Gerakan Sekolah Tanpa Batas Sebagai Wadah Pembelajaran Bagi Lansia
1.      Metode dan Teknik Pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran memiliki peranan penting dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Metode yaitu cara yang berkaitan dengan pengorganisasian kegiatan belajar bagi lansia seperti kegiatan belajar individual, kegiatan belajar kelompok, atau kegiatan belajar massal. Sedangkan teknik merupakan prosedur atau langkah pembelajaran yang sesuai dengan pengorganisasian belajar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran lansia, banyak metode dan teknik yang diterapkan. Untuk keberhasilan pembelajaran semacam ini, apapun metode teknik yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar bilamana dalam hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya karena faktor pertimbangannya sendiri yakni menggunakan metode yang dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan karena keinginannya dikagumi oleh peserta di kelas itu ataupun mungkin ada kecenderungannya hanya menguasai satu metode tertentu saja.
Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:
a.       Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami, misalnya dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada masing-masingindividu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.
b.      Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.
Sekolah Tanpa Batas dibuat dengan sasaran adalah para orang dewasa maupun mereka dengan kondisi lanjut usia menggunakan metode pembelajaran penyampaian teori, praktek, ceramah dan tanya jawab serta diskusi. Persentase penyampaian teori dan praktek berbeda –beda pada setiap pelajaran, pelajaran agama persentasi teori dan praktek yaitu 40% dan 60%, pelajaran kesehatan teori dan praktek yaitu 90% dan 10% sementara pelajaran IT 100% praktek. Metode lain yaitu ceramah dan tanya jawab, serta diskusi ditentukan oleh dosen dan mahasiswa sesuai dengan mata kuliah masing –masing. Hal ini dilakukan agar mahasiswa benar –benar memahami dan antusias selama pelajaran. Metode ceramah dan tanya jawab menurut Lunandi (1982:30) merupakan metode yang paling cocok digunakan apabila waktu yang ada tidak banyak. Selain itu tanya jawab juga merupakan metode yang cocok untuk memancing mahasiswa untuk mengktirisi tema belajar.
2.      Implementasi  Terhadap Pembelajaran Lansia
a.       Menciptakan suatu struktur untuk perencanaan bersama. Secara ideal struktur semacam ini seharusnya melibatkan semua pihak yang akan terkenai kegiatan pendidikan yang direncanakan, yaitu termasuk para peserta kegiatan belajar atau siswa, guru atau fasilitator, wakil-wakil lembaga dan masyarakat.
b.      Menciptakan iklim belajar yang mendukung untuk orang dewasa belajar. Adalah sangat penting menciptakan iklim kerjasama yang menghargai antara guru dan siswa. Suatu iklim belajar orang dewasa dapat dikembangkan dengan pengaturan lingkungan phisik yang memberikan kenyamanan dan interaksi yang mudah, misalnya mengatur kursi atau meja secara melingkar, bukan berbaris-berbaris ke belakang. Guru lebih bersifat membantu bukan menghakimi.
c.       Diagnosa sendiri kebutuhan belajarnya. Diagnosa kebutuhan harus melibatkan semua pihak, dan hasilnya adalah kebutuhan bersama.
d.      Formulasi tujuan. Agar secara operasional dapat dikerjakan maka perumusan tujuan itu hendaknya dikerjakan bersama-sama dalam deskripsi tingkah laku yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
e.       Mengembangkan model umum. Ini merupakan aspek seni dari perencanaan program, di mana harus disusun secara harmonis kegiatan belajar dengan membuat kelompok-kelompok belajar baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
f.       Perencanaan evaluasi. Seperti halnya dalam diagnosa kebutuhan, dalam evaluasi harus sejalan dengan prinsip-prinsip orang dewasa, yaitu sebagai pribadi dan dapat mengarahkan diri sendiri. Maka evaluasi lebih bersifat evaluasi sendiri atau evaluasi bersama.
Aplikasi yang diutarakan di atas sebenarnya lebih bersifat prinsip-prinsip atau rambu-rambu sebagai kendali tindakan membelajarkan lansia. Oleh karena itu, keberhasilannya akan lebih banyak tergantung pada setiap pelaksanaan dan tentunya juga tergantung kondisi yang dihadapi. Jadi, implikasi pengembangan teknologi atau pendekatan andragogi dapat dikaitkan terhadap penyusunan kurikulum atau cara mengajar terhadap mahasiswa.

PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mencerdasakan manusia sehingga keberhasilan suatu bangsa di era modern seperti ini selalu di imbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di bidangnya. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ada banyak hal yang masih perlu mendapat sorotan yaitu salah satunya mengenai konsep pendidikan usia lanjut.pendidikan usia lannjut juga tidak kalah penting dibandingan dengan pendidikan siswa di sekolah karena masih banyak juga kaum usia lanjut yang memerlukan pendidikan.
Pendidikan bagi orang dewasa dan usia lanjut jelas berbeda dengan pendidikan bagi anak-anak. Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki oleh usia lanjut sangat berpengaruh dalam proses belajar pada masa usia lanjut. Landasan belajar bagi usia lanjut menggunakan konsep pendidikan sepanjang hayat (life long education). Tujuan dibentuknya gerakan sekolah tanpa batas yang diperuntukan bagia lansia adalah sebagai bentuk dari pemberdayaan warga lanjut usia potensial yang diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
Sasaran dari program pendidikan di gerakan sekolah tanpa batas ini adalah seluruh masyarakat kabupaten Malang yang memiliki rentan usia 40 hingga 60 tahun keatas maupun yang masih produktif atau lansia yang masih berdaya serta masih mempunyai keinginan untuk belajar. Sumber belajar yang dibutuhkan dan digunakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran Sekolah Tanpa Batas yaitu berupa modul dan alat praktik.
Dalam implementasi Sekolah Tanpa Batas ini perlu adanya metode dan teknik pembelajaran karena memiliki peranan penting dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Salah satu implementasi dari pembelajaran lansia yaitu menciptakan suatu struktur untuk perencanaan bersama. Secara ideal struktur semacam ini seharusnya melibatkan semua pihak yang akan terkenai kegiatan pendidikan yang direncanakan, yaitu termasuk para peserta kegiatan belajar atau siswa, guru atau fasilitator, wakil-wakil lembaga dan masyarakat.
Saran
Diharapkan Sekolah Tanpa Batas dapat bekerjasama dengan berbagai pihak terkait agar dapat lebih berkembang dan menjadi lembaga yang dipandang baik oleh masyarakat. Selain itu Sekolah Tanpa Batas juga dapat mengadakan sosialisasi program yang ada di Sekolah Tanpa Batas di beberapa Kabupaten yang ada di Malang dan sekitarnya

DAFTAR RUJUKAN
Abdulhak, I. 2000. Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelaran Orang Dewasa. Bandung: CV. Andira
Badriyah F. 2014. Program Sekolah Lanjut Usia Golden Geriatric Club Di Yayasan Budi Mulia Dua Yogyakarta. Skripsi, Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Basleman, A. dan Mappa, S. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Crow, L. D. and Crow, A. 1956. Life long education: a Psychological Analysis. Oxford: Pergamon press
Lunandi, A.G. 1987. Komunikasi Mengena: Meningkatkan Afektifitas Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius
Sarwoko, B. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Semarang Press
Soelaiman, J. 2004. Konsep dasar pendidikan luar sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Uhbiyati, N. 2009. Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan sampai Lansia. Semarang: Walisongo Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN ARTISTIK DALAM SUPERVISI PENGAJARAN

LAPORAN KAJIAN MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN: MANAJEMEN PESERTA DIDIK