LAPORAN KAJIAN MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN: MANAJEMEN PESERTA DIDIK
LAPORAN KAJIAN
MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN
KAJIAN
Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
Manajemen Satuan Pendidikan
Yang dibina oleh Dr. Agus Timan, M.Pd
Semester Gasal 2018/2019
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober, 2018
BAB VIII
MANAJEMEN PESERTA DIDIK
A. Kajian
Pustaka
1.
Pengertian
Manajemen Peserta Didik
Imron (2016)
menyatakan bahwa manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik: mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai dengan lulus. Yang diatur secara langsung yaitu segi-segi yang
berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap
segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang
sebaik mungkin kepada peserta didik.
Nasihin dan
Sururi (2011) mengemukakan bahwa manajemen peserta didik merupakan upaya untuk
memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari
proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan
(sekolah) karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan
(sekolah) itu.
2.
Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB)
Menurut Imron
(2016) rekrutmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada
hakikatnya adalah proses pencarian, menentukan dan menarik calon peserta didik
yang mampu menjadi peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Penerimaan peserta didik merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada
peserta didik yang baru masuk sekolah setelah mereka memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah
menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam
kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima peserta didik baru. Dalam hal ini
kepala sekolah berpedoman pada pedoman penerimaan peserta didik baru yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Dirjen Pendidikan
Menengah (Dikmen).
Langkah-langkah
rekrutmen peserta didik baru adalah sebagai berikut: a. pembentukan panitia
penerimaan peserta didik baru; b. pembuatan dan pemasangan pengumuman
penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka; c. tahapan seleksi
peserta didik yang dilakukan dengan cara melalui tes atau ujian, melalui
penelusuran bakat kemampuan, dan berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN; dan d.
pendataan peserta didik.
Ada dua macam
sistem penerimaan peserta didik baru. Pertama dengan menggunakan sistem promosi,
sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Sistem promosi adalah
penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Peserta
didik yang mendaftar di sebuah sekolah akan diterima semua begitu saja dan
tidak ada yang ditolak. Secara umum sitem promosi berlaku pada sekolah yang
pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tamping yang ditentukan. Sedangkan
sistem seleksi dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a. seleksi
berdasarkan Daftar Nilai Ebta Murni (DANEM); b. berdasarkan penelusuran Minat
dan Kemampuan (PMDK); dan c. seleksi berdasarkan hasil tes masuk. Sistem
seleksi ini lazimnya melalui dua tahap, yakni seleksi administratif dan
kemudian seleksi akademik. Seleksi administratif yaitu seleksi atas
kelengkapan-kelengkapan administratif calon. Jika calon tidak dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan administratif yang telah ditentukan maka tidak dapat
mengikuti seleksi akademik. Selanjutnya seleksi akademik yaitu suatu aktivitas
yang bermaksud mengetahui kemampuan akademik calon. Jika kemampuan prasyarat
yang diinginkan oleh sekolah tidak dapat dipenuhi maka yang bersangkutan tidak
diterima sebagai calon peserta didik. Sebaliknya jika calon dapat memenuhi
kemampuan prasyarat yang ditentukan maka yang bersangkutan akan diterima
sebagai peserta didik di sekolah tersebut.
Adapun prosedur
penerimaan peserta didik baru yaitu: pembentukan panitia penerimaan peserta
didik baru; rapat penentuan peserta didik baru; pembuatan, pemasangan atau
pengiriman pengumuman; pendaftaran peserta didik baru; seleksi; penentuan
peserta didik yang diterima; pengumuman peserta didik yang diterima; dan
registrasi peserta didik yang diterima.
Dalam penerimaan
peserta didik baru pasti terdapat banyak problem penerimaan peserta didik baru
yang harus dipecahkan. Pertama, adanya peserta didik yang hasil nilai tesnya,
jumlah danem dan kecakapannya sama, dan sama-sama berada pada batas bawah
penerimaan sehingga dalam menentukan peserta didik mana yang diterima tidaklah
mudah. Kedua, adanya calon peserta didik yang dari segi kemampuan masih kalah
dibandingkan dengan yang lainnya, sementara yang bersangkutan mendapatkan nota
dari pejabat tertentu yang mempunyai kekuasaan tinggi di daerah sekolah
tersebut berada. Ketiga, terbatasnya daya tamping dan prasarana sarana sekolah,
sementara di daerah tersebut sangat banyak calon peserta didik yang mempunyai
kecakapan tinggi.
3.
Orientasi
Peserta Didik
Orientasi ini
dilakukan mulai hari-hari pertama masuk sekolah. Alasan diadakannya orientasi
peserta didik di sekolah agar peserta didik siap menghadapi kondisi dan situasi
sekolah yang baru karena pasti ada perbedaan dari sekolah yang lama. Orientasi
peserta didik baru diharapkan dapat menghantarkan peserta didik pada suasana
baru yang berbeda dengan sebelumnya sehingga peserta didik akan sadar bahwa
lingkungan baru yang akan ia masuki membutuhkan pikiran, tenaga, dan waktu yang
relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya. Dalam
orientasi ini sendiri terdapat perkenalan yang meliputi lingkungan fisik
sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi sarana
dan prasarana seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di
sekolah, lapangan olahraga, gedung, dan perlengkapan sekolah serta
fasilitas-fasilitas lain yang disediakan sekolah. sedangkan lingkungan sosial
sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, teman sebaya
seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.
Orientasi
peserta didik ini dilakukan pada hari-hari pertama masuk sekolah. Selain itu
terdapat pula pekan orientasi peserta didik yang merupakan lanjutan dari
orientasi hari-hari pertama masuk sekolah. Jika pada hari-hari pertama masuk
sekolah peserta didik dikenalkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial
sekolah secara global maka pada pekan orientasi ini peserta didik akan diperkenalkan
secara lebih rinci yaitu peraturan dan tata tertib, guru dan tenaga
kependidikan, perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bengkel sekolah,
kafetaria sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, layanan kesehatan sekolah,
layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang efektif dan
efisien di sekolah, dan organisasi peserta didik.
Tujuan orientasi
peserta didik, yaitu: a. agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri
mereka di tengah-tengah lingkungan barunya; b. agar peserta didik mengenal
lingkungan sekolah baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial; c. pengenalan
lingkungan sekolah sangat penting bagi peserta didik dalam hubungannya dengan
pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan oleh
sekolah dan sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal; dan d.
menyiapkan peserta didik secara fisik, mental, dan emosional agar siap
menghadapi lingkungan baru sekolah. Sedangkan fungsi orientasi peserta didik,
yakni: a. bagi peserta didik sendiri yaitu berfungsi sebagai wahana untuk
menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya dan untuk
mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam menentukan sikap; b. bagi guru maupun tenaga kependidikan yaitu dengan
mengetahui siapa peserta didik barunya maka akan dapat dijadikan sebagai titik
tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan; dan c. bagi
peserta didik senior yaitu dengan adanya orientasi ini maka akan mengetahui
lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekolah.
4.
Kehadiran
dan Ketidakhadiran Peserta Didik
Menurut Imron (2016)
kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) merupakan
kehadiran dan keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental terhadap
kegiatan sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah
ketiadaan partisipasi secara fisik peserta didik terhadap kegiatan-kegiatan
sekolah. Terdapat banyak sebab ketidakdiran peserta didik di sekolah, baik yang
bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor internal), misalnya
karena persepsi tentang kehadiran, disiplin diri dan motivasi belajar yang
rendah, maupun dari luar diri peserta didik (faktor eksternal), misalnya
lingkungan sekolah dan pergaulan yang kurang kondusif.
Lingkungan keluarga
merupakan salah satu faktor eksternal yang mungkin bisa menyebabkan
ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Kedua, ketidakhadiran yang disebabkan
oleh peserta didik itu sendiri. Hal demikian bisa terjadi, terutama pada
peserta didik yang berjiwa labil serta kurang mendapatkan pengawasan dari orang
tua atau keluarga. Ketiga, ketidakhadiran yang bersumber dari sekolah. Sekolah
juga dipersepsi oleh peserta didik tidak mengakomodasi keinginan mereka. Oleh
karena itu, ketidakhadiran mereka di sekolah, dapat juga bersumber dari
lingkungan sekolah.
Selanjutnya untuk peserta
didik yang datang terlambat, sekolah juga perlu berkirim surat kepada orang tua
atau wali peserta didik. Dengan pemberitahuan demikian, orang tua atau wali
peserta didik akan semakin memperhatikan mengenai kehadiran anaknya di sekolah
dengan waktu yang tepat. Kontrak antara guru dengan peserta didik mengenai
sanksi atas mereka yang terlambat juga dapat dibuat, agar mereka sama-sama
menepati waktu yang telah dijadwalkan.
Jika dibahas mengenai
kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik pasti ada catatan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik
dimana peserta didik yang hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam buku
presensi. Sementara peserta didik yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam
buku absensi. Dengan kata lain, presensi adalah daftar kehadiran peserta didik,
sementara absensi adalah buku daftar ketidakhadiran peserta didik.
5.
Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik
Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Evaluasi hasil belajar peserta didik ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau
pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses
pembelajaran. Fungsi dari evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu untuk
memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dan dilaksanakan
untuk memenuhi fungsi formatif dan
sumatif dalam penilaian. Evaluasi hasil belajar peserta didik tidak untuk
evaluasi itu sendiri melainkan harus ditindaklanjuti. Menurut Imron (2016:139)
tindak lanjut tersebut meliputi mengadakan pengayaan, mengadakan remidi secara
kelompok atau individual, mengulangi materi pelajaran, menentukan promosi atau
kenaikan, menentukan kelulusan, bimbingan penyuluhan, dan pelaporan.
6.
Pemberdayaan Organisasi
Mustari (2014:113)
menyatakan bahwa selain pengembangan dan pembinaan peserta didik yang ditinjau
dari segi kokurikuler juga ada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler
bertujuan agar peserta didik lebih mendalami dan menghayati bahan yang
dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Dapat dilakukan baik secara
perorangan maupun secara kelompok dalam bentuk pekerjaan rumah atau tugas-tugas
lain yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatap muka.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran baik dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah namun masih dalam
lingkup tanggung jawab kepala sekolah. kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta didik mendorong pembinaan
nilai dan sikap demi mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik
dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler mana yang diminati yang sesuai dengan
kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstrakurikuler lebih mengutamakan pada
kegiatan kelompok.
Ada beberapa hal
yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler,
seperti: a. meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilan peserta
didik; b. mendorong bakat dan minat peserta didik; c. menentukan waktu; dan d.
objek kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu, kegiatan
ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, yaitu: a.
kepramukaan; b. usaha kesehatan sekolah (UKS); c. patrol keamanan sekolah; d.
peringatan hari-hari besar agama dan nasional; e. pengenalan alam sekitarnya;
f. kelompok ilmiah; dan g. olah raga/seni budaya dan lain sebagainya.
B. Hasil
Kajian Lapangan
SMA Surya Buana merupakan salah satu sekolah swasta di Kota
Malang, yang berdiri di bawah naungan Yayasan Bahana Cita Persada Malang. Yayasan
Bahana Cita Persada Malang membawahi instansi mulai dari TK (Taman
Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA
(Sekolah Menengah Atas). Di SMA Surya Buana Malang terdapat manajemen peserta
didik yang didalamnya membahas mulai dari penerimaan peserta didik baru (PPDB) hingga
selesai. PPDB di SMA Surya Buana Malang dilakukan pada awal tahun tepatnya pada
bulan Januari. Prosedur dan pelaksanaan PPDB ini dilakukan dengan cara menyusun
terlebih dahulu kepanitian peserta didik yang sudah diberikan surat keputusan
dan sudah dibagi menjadi beberapa sie sesuai dengan tugas yang sudah
ditentukan. Setelah itu jika sudah terbentuk maka disusunlah segala perlengkapan
PPDB mulai dari brosur, formulir pendaftaran, soal tes PPDB, dan lain
sebagainya. Dan setelah memenuhi pihak sekolah akan menyebar ke sekolah-sekolah
sasaran untuk mempromosikan serta mengenalkan SMA Surya Buana Malang lalu jika
sudah terlaksana peserta didik yang ingin mendaftar akan datang dan dilayani
oleh panitia PPDB dan akan dilakukan tes PPDB dengan layanan satu hari layanan
kerja jadi hari itu juga dapat diketahui pengumuman hasil tes ujian masuk
kemudian peserta didik daftar ulang sehingga resmi menjadi peserta didik baru
di SMA Surya Buana Malang. Jadi sistem PPDB di Surya Buana Malang yaitu peserta
didik mendaftarkan diri lalu tes tulis, tes wawancara, dan tes mengaji setelah
itu jika lulus akan lolos dan peserta didik melakukan daftar ulang sehingga
resmi diterima dan menjadi peserta didik baru di SMA Surya Buana Malang.
Kendala yang terjadi pada saat PPDB di SMA Surya Buana Malang ini secara teknis
tidak ada tetapi untuk permasalahan nonteknis yaitu banyaknya saingan sekolah
SMA di kota Malang. Solusi yang dapat dilakukan sekolah yaitu dengan cara harus
memulai pendaftaran lebih awal yaitu yang dilakukan pada bulan Januari setiap
tahun dan dengan memperbarui tampilan website
kemudian memperbarui brosur-brosur sesuai dengan prestasi yang sudah diterima
atau diperoleh selama tahun-tahun sebelumnya serta sekolah juga mengajukan
program-program andalannya yaitu misalnya tahfidz, kewirausahaan, dan
lain-lain.
Lalu
setelah dilaksanakannya PPDB, SMA Surya Buana melaksanakan orientasi peserta
didik baru dengan tujuan untuk mengenalkan budaya mutu di SMA Surya Buana
Malang karena pasti terdapat perbedaan dari level SMP dengan SMA dan tiap-tiap
SMA pasti juga akan berbeda karena memiliki budaya mutu yang berbeda-beda juga.
Dalam orientasi peserta didik baru di SMA
Surya Buana Malang ini mengenalkan budaya mutu, tata tertib dan aturan sekolah,
sistem pembelajaran, dan sistem penilaian. Setelah orientasi peserta didik
disini akan dibahas mengenai masalah kehadiran peserta didik. Peserta didik di
SMA Surya Buana Malang membolos biasanya dikarenakan adanya miss communication. Sistem di SMA Surya
Buana Malang yaitu jika pada jam pertama dan kedua peserta didik tidak hadir di
sekolah maka pada jam ketiga akan ditulis alpa pada buku kehadiran dan
ketidakhadiran peserta didik kemudian biasanya juga akan ditanyakan kepada
orang tua yang bersangkutan terlebih dahulu dan jika benar-benar tidak ada
keterangan yang jelas maka akan ditulis alpa. Alasan yang melatarbelakangi
peserta didik di SMA Surya Buana Malang membolos yaitu lebih kepada kenakalan
remaja seperti merasa bosan dan jenuh di sekolah lalu untuk sanksi yang
diberikan sekolah yaitu jika peserta didik sudah lima kali alpa dalam satu
semester maka tidak dapat naik kelas. Lalu bagi peserta didik yang terlambat datang
ke sekolah tidak diberlakukan pemberian hukuman atau sanksi tetapi akan
diberikan pembinaan seperti menulis surat Al Qur’an atau mencari artikel
terkait dengan keburukan keterlambatan dan jika masih tidak bisa ditangani maka
pihak sekolah akan go visit atau
mengunjungi rumah orang tua yang bersangkutan. Di SMA Surya Buana Malang
terdapat catatan kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik yang bertujuan
untuk me-monitoring kehadiran peserta
didik dan menetapkan mana anak yang perlu penanganan khusus, misal peserta
didik A sering tidak hadir karena sakit dan pasti ada penyebabnya sehingga
pihak sekolah go visit atau
mengunjungi ke rumah orang tua yang bersangkutan.
Penentuan
kelas untuk peserta didik baru yaitu dikarenakan di SMA Surya Buana Malang
hanya ada satu kelas maka peserta didik yang masuk akan langsung masuk ke kelas
atau digabung menjadi satu kelas. Penjurusan yang ada di SMA Surya Buana Malang
ini hanya ada IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). SMA Surya Buana Malang mengadakan
evaluasi hasil belajar peserta didik pada saat setiap bulan, setiap tengah
semester, dan setiap akhir semester yang dinamakan rapor bulanan, rapor tengah
semester, dan rapor akhir semester yang pasti akan diberikan ke peserta didik
dan orang tua. Alasan perlu adanya evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu
agar orang tua dapat me-monitoring
perkembangan anaknya di sekolah baik secara akademik maupun nonakademik karena
setiap bulan pihak sekolah melaporkan mengenai keterlambatan, nilai, prestasi,
dan ketidakhadiran. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik
yaitu agar peserta didik dapat mengkoreksi dirinya contoh ketika nilainya turun
maka peserta didik tahu harus bagaimana menyikapi hal tersebut dan juga menjadi
bahan masukan untuk pembangun/pembantu akademik di sekolah terkait anak yang
perlu penanganan khusus. Teknik yang digunakan dalam evaluasi ini yaitu jika
untuk rapor bulanan itu berdasarkan nilai harian peserta didik, jika untuk
rapor tengah semester berdasarkan hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) lalu jika
untuk rapor semester berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS).
Selanjutnya
organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Surya Buana Malang ada tiga
yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Palang Merah Remaja (PMR), dan
pramuka sedangkan untuk ekstrakurikuler ada olimpiade fisika, olimpiade kimia,
olimpiade biologi, panahan, futsal, fotografi, dan tapak suci. SMA Surya Buana
Malang mewajibkan peserta didik untuk berpartisipasi dengan baik yakni wajib
mengikuti pramuka dan mengikuti satu dari pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang
ada.
C.
Kesimpulan
Menurut Imron (2016)
rekrutmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya
adalah proses pencarian, menentukan dan menarik calon peserta didik yang mampu
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Penerimaan
peserta didik merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada peserta didik
yang baru masuk sekolah setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh sekolah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru
yaitu: pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru; rapat penentuan
peserta didik baru; pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman;
pendaftaran peserta didik baru; seleksi; penentuan peserta didik yang diterima;
pengumuman peserta didik yang diterima; dan registrasi peserta didik yang
diterima. Sedangkan di SMA Surya Buana Malang prosedur
dan pelaksanaan PPDB ini dilakukan dengan cara menyusun terlebih dahulu
kepanitian peserta didik yang sudah diberikan surat keputusan dan sudah dibagi
menjadi beberapa sie sesuai dengan tugas yang sudah ditentukan. Setelah itu
jika sudah terbentuk maka disusunlah segala perlengkapan PPDB mulai dari
brosur, formulir pendaftaran, soal tes PPDB, dan lain sebagainya. Dan setelah
memenuhi pihak sekolah akan menyebar ke sekolah-sekolah sasaran untuk
mempromosikan serta mengenalkan SMA Surya Buana Malang lalu jika sudah
terlaksana peserta didik yang ingin mendaftar akan datang dan dilayani oleh
panitia PPDB dan akan dilakukan tes PPDB dengan layanan satu hari layanan kerja
jadi hari itu juga dapat diketahui pengumuman hasil tes ujian masuk kemudian
peserta didik daftar ulang sehingga resmi menjadi peserta didik baru di SMA
Surya Buana Malang.
Ada dua macam sistem
penerimaan peserta didik baru. Pertama dengan menggunakan sistem promosi,
sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Sedangkan
sistem PPDB di Surya Buana Malang yaitu peserta didik mendaftarkan diri lalu
tes tulis, tes wawancara, dan tes mengaji setelah itu jika lulus akan lolos dan
peserta
didik melakukan daftar ulang sehingga resmi diterima dan menjadi peserta didik
baru di SMA Surya Buana Malang. Kendala yang terjadi pada saat PPDB di SMA
Surya Buana Malang ini secara teknis tidak ada tetapi untuk permasalahan
nonteknis yaitu banyaknya saingan sekolah SMA di kota Malang. Solusi yang dapat
dilakukan sekolah yaitu dengan cara harus memulai pendaftaran lebih awal yaitu
yang dilakukan pada bulan Januari setiap tahun dan dengan memperbarui tampilan website kemudian memperbarui brosur-brosur
sesuai dengan prestasi yang sudah diterima atau diperoleh selama tahun-tahun
sebelumnya serta sekolah juga mengajukan program-program andalannya yaitu
misalnya tahfidz, kewirausahaan, dan lain-lain.
Alasan diadakannya
orientasi peserta didik di sekolah agar peserta didik siap menghadapi kondisi
dan situasi sekolah yang baru karena pasti ada perbedaan dari sekolah yang
lama. Orientasi peserta didik baru diharapkan dapat menghantarkan peserta didik
pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya sehingga peserta didik akan
sadar bahwa lingkungan baru yang akan ia masuki membutuhkan pikiran, tenaga,
dan waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah
sebelumnya. SMA Surya Buana melaksanakan orientasi
peserta didik baru dengan tujuan untuk mengenalkan budaya mutu di SMA Surya
Buana Malang karena pasti terdapat perbedaan dari level SMP dengan SMA dan
tiap-tiap SMA pasti juga akan berbeda karena memiliki budaya mutu yang
berbeda-beda juga. Dalam orientasi peserta didik baru di SMA Surya Buana Malang
ini mengenalkan budaya mutu, tata tertib dan aturan sekolah, sistem
pembelajaran, dan sistem penilaian.
Terdapat banyak sebab ketidakdiran peserta didik di sekolah, baik
yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor internal),
misalnya karena persepsi tentang kehadiran, disiplin diri dan motivasi belajar
yang rendah, maupun dari luar diri peserta didik (faktor eksternal), misalnya
lingkungan sekolah dan pergaulan yang kurang kondusif. Sedangngkan di SMA Surya Buana Malang peserta didik yang
membolos biasanya dikarenakan adanya miss
communication. Sistem yang digunakan SMA Surya Buana Malang yaitu jika pada
jam pertama dan kedua peserta didik tidak hadir di sekolah maka pada jam ketiga
akan ditulis alpa pada buku kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik kemudian
biasanya juga akan ditanyakan kepada orang tua yang bersangkutan terlebih
dahulu dan jika benar-benar tidak ada keterangan yang jelas maka akan ditulis
alpa. Alasan yang melatarbelakangi peserta didik di SMA Surya Buana Malang
membolos yaitu lebih kepada kenakalan remaja seperti merasa bosan dan jenuh di
sekolah lalu untuk sanksi yang diberikan sekolah yaitu jika peserta didik sudah
lima kali alpa dalam satu semester maka tidak dapat naik kelas. Lalu bagi peserta
didik yang terlambat datang ke sekolah tidak diberlakukan pemberian hukuman
atau sanksi tetapi akan diberikan pembinaan seperti menulis surat Al Qur’an
atau mencari artikel terkait dengan keburukan keterlambatan dan jika masih
tidak bisa ditangani maka pihak sekolah akan go visit atau mengunjungi rumah orang tua yang bersangkutan.
Penentuan
kelas untuk peserta didik baru yaitu dikarenakan di SMA Surya Buana Malang
hanya ada satu kelas maka peserta didik yang masuk akan langsung masuk ke kelas
atau digabung menjadi satu kelas. Penjurusan yang ada di SMA Surya Buana Malang
ini hanya ada IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Evaluasi
hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan. SMA
Surya Buana Malang mengadakan evaluasi hasil belajar peserta didik pada saat
setiap bulan, setiap tengah semester, dan setiap akhir semester yang dinamakan
rapor bulanan, rapor tengah semester, dan rapor akhir semester yang pasti akan
diberikan ke peserta didik dan orang tua. Teknik yang digunakan dalam evaluasi
ini yaitu jika untuk rapor bulanan itu berdasarkan nilai harian peserta didik,
jika untuk rapor tengah semester berdasarkan hasil Ulangan Tengah Semester
(UTS) lalu jika untuk rapor semester berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester
(UAS). Imron (2016) mengatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta
didik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program
perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki
proses pembelajaran. Di SMA Surya Buana Malang memiliki
alasan perlu adanya evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu agar orang tua
dapat me-monitoring perkembangan
anaknya di sekolah baik secara akademik maupun nonakademik karena setiap bulan
pihak sekolah melaporkan mengenai keterlambatan, nilai, prestasi, dan
ketidakhadiran. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu
agar peserta didik dapat mengkoreksi dirinya contoh ketika nilainya turun maka
peserta didik tahu harus bagaimana menyikapi hal tersebut dan juga menjadi
bahan masukan untuk pembangun/pembantu akademik di sekolah terkait anak yang
perlu penanganan khusus.
Kegiatan
ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik
dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah namun masih dalam lingkup tanggung
jawab kepala sekolah. kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta didik mendorong pembinaan
nilai dan sikap demi mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik
dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler mana yang diminati yang sesuai dengan
kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstrakurikuler lebih mengutamakan pada
kegiatan kelompok. Selanjutnya organisasi dan kegiatan
ekstrakurikuler di SMA Surya Buana Malang ada tiga yaitu Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS), Palang Merah Remaja (PMR), dan pramuka sedangkan untuk
ekstrakurikuler ada olimpiade fisika, olimpiade kimia, olimpiade biologi,
panahan, futsal, fotografi, dan tapak suci. SMA Surya Buana Malang mewajibkan
peserta didik untuk berpartisipasi dengan baik yakni wajib mengikuti pramuka
dan mengikuti satu dari pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang ada.
D.
Rekomendasi
Dari
hasil observasi, berdasarkan kendala yang ada pada substansi manajemen peserta didik
di SMA Surya Buana Malang dimana kendala yang terjadi
pada saat PPDB di SMA Surya Buana Malang ini secara teknis tidak ada tetapi
untuk permasalahan nonteknis yaitu banyaknya saingan sekolah SMA di kota
Malang. Solusi yang dapat dilakukan sekolah yaitu dengan cara memperbaiki
kualitas sekolah itu sendiri serta mempromosikan sekolahnya ke sekolah-sekolah
sasaran dengan cara mendatangi sekolah-sekolah tersebut dan menggunakan media
sosial seperti website, instagram, facebook, dan media promosi lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Imron,
A. 2016. Manajemen Peserta Didik Berbasis
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mustari,
M. 2014. Manajemen Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasihin,
S. dan Sururi. 2011. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Komentar
Posting Komentar